Potret Haru Kakak-Adik di Bogor: Bergantian Seragam dan Sepatu Demi Tetap Bisa Sekolah
Di balik hiruk pikuk Kabupaten Bogor, tersembunyi sebuah kisah sederhana yang sukses menyentuh hati banyak orang. Dua remaja bersaudara, Muhamad Haikal Alfarizi (18) dan adiknya, Haezar Alzikri (15), mendadak jadi sorotan publik setelah video keseharian mereka beredar luas di media sosial.
Bukan karena gaya hidup mewah atau prestasi akademik, melainkan karena perjuangan mereka untuk tetap bersekolah meski terbentur keterbatasan ekonomi. Dalam video yang diunggah akun Instagram @sahabatlangit.indonesia, terlihat bagaimana Haikal harus menunggu adiknya pulang sekolah untuk bisa memakai seragam pramuka dan sepasang sepatu yang sama.
Haezar, yang masih duduk di bangku kelas 9 SMP di Ciseeng, Bogor, bergegas pulang ke kontrakan setiap kali jam sekolahnya selesai. Sesampainya di depan kontrakan sederhana itu, ia langsung menyerahkan seragam yang masih menempel di tubuhnya kepada sang kakak yang telah menunggu dengan kaos dan celana pendek.
“Lama banget, Zar,” ujar Haikal dengan nada setengah cemas.
“Tadi naik angkot,” jawab Haezar singkat sambil tergopoh-gopoh melepas bajunya.
Haikal pun segera mengenakan seragam yang baru saja dipakai adiknya, lalu bergegas menuju sekolah. Begitulah rutinitas sehari-hari mereka: satu seragam, satu sepatu, dipakai bergantian agar keduanya tetap bisa mengenyam pendidikan.
Hidup di Kontrakan Sempit
Kisah ini semakin mengiris hati ketika latar belakang keluarga mereka terungkap. Haikal dan Haezar tinggal di sebuah kontrakan kecil bernomor 16 di Gang Sawo, Desa Bojong Indah, Kecamatan Parung. Di ruang sempit itu, mereka hidup bersama adik bungsu bernama Calista (9), sang nenek Sumiati (66), serta ibu mereka yang diketahui mengalami gangguan kejiwaan.
Sang ayah sudah lama tiada—meninggal pada tahun 2020. Sejak itu, kehidupan mereka semakin berat. Dengan biaya kontrakan mencapai Rp700 ribu per bulan, keluarga ini hanya bisa bertahan berkat uluran tangan kerabat. Meski begitu, semangat Haikal, Haezar, dan Calista untuk tetap bersekolah tidak pernah pudar.
Mengandalkan Bantuan Keluarga dan Donatur
Dika Yuniasari, tante dari ketiga anak itu, mengungkap alasan mengapa keponakannya harus bergantian seragam dan sepatu.
“Memang cuma ada satu seragam pramuka, jadi mereka pakai bergantian. Adiknya dulu, lalu baru dipakai abangnya,” jelasnya.
Ia pun sempat khawatir ketika kisah Haikal dan Haezar mendadak viral di media sosial. Menurutnya, kedua remaja itu sempat merasa terbebani secara mental karena tiba-tiba menjadi pusat perhatian se-Indonesia. Namun perlahan, rasa cemas itu berubah menjadi lega. Pasalnya, banyak bantuan mengalir setelah cerita mereka menyentuh hati masyarakat luas.
Bupati Bogor, Rudy Susmanto, bahkan turun tangan langsung memberikan bantuan. Seragam baru, sepatu, alat tulis, hingga biaya sekolah ditanggung agar mereka tidak lagi kesulitan.
Dari Kesedihan Menuju Senyum Baru
Tak hanya dari pemerintah, para donatur juga ramai-ramai menyalurkan bantuan. Dalam video terbaru, terlihat Haikal, Haezar, dan Calista tersenyum ceria saat diajak membeli perlengkapan sekolah baru. Calista bahkan mendapat hadiah khusus berupa alat tulis.
Kini, ketiga kakak beradik itu mulai menatap masa depan dengan semangat baru. Meski masih hidup di tengah keterbatasan, perhatian publik telah memberi mereka harapan. Kisah Haikal dan Haezar menjadi pengingat bahwa di balik kesulitan, selalu ada jalan menuju kebaikan—asal ada kepedulian dan solidaritas dari sesama.
Posting Komentar untuk "Potret Haru Kakak-Adik di Bogor: Bergantian Seragam dan Sepatu Demi Tetap Bisa Sekolah"