Menguak Dunia Otopsi dan Supranatural: Kisah Nyata Om Candra, Petugas Forensik di Rumah Sakit Tertua Jakarta
Di balik pintu tebal kamar jenazah dan lorong panjang rumah sakit tua Jakarta, tersimpan kisah-kisah nyata yang lebih menyeramkan dari film horor mana pun. Salah satu saksi hidup dari dunia sunyi dan dingin itu adalah Om Candra, seorang petugas otopsi yang telah mengabdikan hidupnya dalam mengurai misteri kematian dan menyibak sisi gelap dari dunia forensik.
Melalui video berdurasi hampir satu jam ini, Om Candra membagikan pengalaman-pengalaman mengejutkan yang dialaminya selama puluhan tahun bekerja di rumah sakit terkenal di Jakarta, sejak ia mulai berkecimpung di bidang forensik pada tahun 2008. Bukan hanya tentang pembunuhan dan mutilasi, tapi juga pertemuannya dengan fenomena supranatural yang sulit dijelaskan secara logika.
Awal Mula Perjalanan: Direkrut Karena Keberanian
Karier Om Candra dimulai secara tidak biasa. Pada usia sekitar 20 tahun, seorang dokter senior yang mengenal keberaniannya merekrutnya langsung ke dalam tim forensik. Dokter tersebut tidak hanya membukakan pintu dunia baru, tetapi juga menjadi mentor yang membantu Om Candra memahami bagaimana membaca tanda-tanda kematian, mengenali luka, dan bahkan menentukan jenis senjata yang digunakan pelaku.
Melalui tangan sang mentor, ia belajar bahwa tubuh manusia bisa "berbicara"—lewat luka, memar, hingga goresan kecil—dan memberi tahu apa yang sebenarnya terjadi di balik kematian.
Kasus Mutilasi Jakarta Selatan 2008: Potongan Demi Potongan, Mengungkap Si Pembunuh
Salah satu kasus paling mencekam yang pernah ditanganinya terjadi pada tahun 2008, ketika 13 potongan tubuh seorang pria ditemukan di Jakarta Selatan. Potongan-potongan itu membentuk satu teka-teki besar yang harus ia dan tim pecahkan.
Yang menarik, ciri-ciri korban seperti alis rapi dan tubuh bersih dari rambut menjadi petunjuk penting. Ciri-ciri ini mengarah pada kemungkinan bahwa korban adalah bagian dari komunitas LGBTQ+. Informasi ini akhirnya menjadi kunci dalam penangkapan pelaku, RJ, seorang pria dengan kecenderungan psikopat yang menyimpan motif rumit dalam sebuah cinta segitiga.
Lebih mengerikan lagi, RJ ternyata telah mengubur beberapa korban lainnya, yang kemudian ditemukan berdasarkan petunjuk forensik.
Perempuan Hidup di Kamar Mayat: Antara Dunia Nyata dan Dimensi Lain
Dalam cerita lain yang tak kalah mengerikan, Om Candra pernah mendapati seorang wanita hidup berada di antara empat jenazah pria korban kecelakaan. Wanita itu mengaku dibawa oleh seorang pemuda ke tempat yang ia kira adalah kamar yang nyaman. Namun saat sadar, ia sudah berada di kamar mayat.
Setelah diselidiki, ternyata "pemuda" itu menyerupai salah satu korban kecelakaan yang sudah meninggal. Om Candra, dengan pemahaman spiritualnya, menyimpulkan bahwa wanita itu kemungkinan besar sempat dibawa masuk ke dimensi jin atau alam gaib—membuktikan bahwa ruang antara hidup dan mati memang tak selalu kaku dan jelas.
Kasus Bunuh Diri yang Ternyata Pembunuhan: Intuisi, Mimpi, dan Otopsi
Tidak semua kasus bisa dijelaskan hanya dengan data medis. Dalam satu kasus, Om Candra merasa ada yang janggal dari kematian yang diduga bunuh diri. Tidak adanya tanda khas gantung diri dan ditemukannya memar menjadi petunjuk awal. Ditambah lagi, mimpi dari orang-orang terdekat korban yang merasa arwah korban "meminta keadilan".
Otopsi ulang akhirnya membuktikan bahwa korban dibunuh oleh dua temannya karena utang. Kombinasi antara insting forensik dan pesan dari alam bawah sadar membawa keadilan bagi korban.
Perawat Hantu dan Rumah Sakit Berhantu “Cibiset”
Kisah mistis lain datang dari lorong rumah sakit yang dikenal dengan nama lama “Cibiset”. Di sana, Om Candra pernah bertemu dengan perawat hantu yang melintas di koridor kosong. Meski banyak yang takut, Om Candra mengaku tidak gentar, karena merasa dirinya "dijaga".
Ia mengungkap bahwa ia memiliki banyak jin qarin (roh pendamping) yang mengikuti dan melindunginya. Salah satu qarin yang paling dikenal adalah milik Atika, sosok dari salah satu kasus lama yang diyakini masih “menghormati” Om Candra.
Membedah Dunia Jin dan Arwah: Antara Ilmu dan Mistis
Dalam bagian akhir wawancaranya, Om Candra mengupas secara rasional fenomena seperti kerasukan dan penampakan. Menurutnya, sebagian besar kesurupan adalah hasil sugesti dan kelemahan mental, bukan intervensi makhluk gaib. Ia menjelaskan bahwa roh orang mati sebenarnya tidak berkeliaran, yang sering terlihat adalah jin qarin yang meniru wujud manusia semasa hidupnya.
Dalam satu cerita, ia bahkan membagikan kisah tentang jin qarin seorang teman yang meninggal, yang sempat menampakkan diri hanya untuk mengembalikan helm yang dipinjamnya.
Penutup: Jangan Takut, Jadilah Pemilik Ketakutan Itu Sendiri
Om Candra menutup perbincangan dengan pesan kuat:
"Jangan biarkan imajinasi kita menjadi liar hanya karena suasana gelap atau sunyi. Ingat, manusia itu makhluk paling sempurna. Jin takut pada manusia, bukan sebaliknya."
Pesan ini bukan hanya penutup, tetapi juga pengingat bahwa meskipun kita hidup berdampingan dengan yang tak kasat mata, kita tetap memiliki kendali atas rasa takut kita sendiri.
Refleksi: Di Balik Forensik, Terselip Kearifan Spiritual
Kisah-kisah yang dibagikan Om Candra membuka mata kita bahwa dunia forensik bukan hanya tentang sains dan darah. Tapi juga tentang rasa hormat pada kematian, pemahaman akan alam lain, dan yang paling penting—keberanian untuk tetap berpijak di antara batas tipis antara dunia nyata dan yang tak terlihat.
Bagi mereka yang bekerja di balik meja otopsi, setiap tubuh adalah buku, dan setiap luka adalah kalimat yang harus dibaca dengan teliti. Dan bagi kita, kisah ini menjadi pengingat bahwa dunia memiliki lebih banyak lapisan dari yang terlihat oleh mata.
Jika kamu tertarik pada dunia forensik, supranatural, atau kisah-kisah nyata yang menggugah rasa penasaran, pengalaman Om Candra adalah jendela yang sangat berharga untuk memahami sisi lain dari kematian — dan kehidupan.
UNTUK LEBIH TAHU TENTANG OM CHANDRA INI BISA DI SIMAK DI VIDEO BERIKUT:
Posting Komentar untuk "Menguak Dunia Otopsi dan Supranatural: Kisah Nyata Om Candra, Petugas Forensik di Rumah Sakit Tertua Jakarta"