Kisah Jessica Solu: Anak Berprestasi Korban Kejahatan Supir Travel
Kisah Tragis Chika: Dari Anak Berprestasi hingga Jadi Korban Kejahatan Keji
Jessica Solu, atau yang akrab disapa Chika, adalah gadis kelahiran 2001 asal Kota Palopo, Sulawesi Selatan.
Sejak kecil, ia dikenal sebagai pribadi cerdas dan baik hati. Ia tumbuh besar bersama keluarga di Kecamatan Wara, Palopo, dan menunjukkan prestasi sejak duduk di bangku SMA.
Tak hanya cemerlang di kelas, Chika juga aktif di berbagai kegiatan sekolah, salah satunya menjadi anggota Paskibraka. Tahun 2018, ia bahkan dipercaya menjadi pembawa baki—sebuah kehormatan bagi siswa terpilih.
Lulus dari SMA di tahun 2019, Chika menembus jurusan Teknik Elektro di Universitas Tadulako, Palu—jurusan yang dikenal sulit dan penuh tantangan. Namun, Chika tidak hanya mampu bertahan, tapi juga unggul. Ia menjadi asisten laboratorium di jurusannya dan dikenal mahir dalam praktik elektro. Di tahun 2023, ia lulus dengan predikat cumlaude, nilai tertinggi di angkatannya.
Setelah wisuda, Chika langsung diterima bekerja di perusahaan besar: PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), yang bergerak di bidang pengolahan nikel dan baja. Meski harus merantau jauh ke Morowali, Sulawesi Tengah—sekitar 11 jam dari Palopo—Chika tetap semangat. Ia ngekos di daerah Bahodopi dan cepat beradaptasi dengan lingkungan kerjanya.
Perjalanan Pulang yang Menjadi Awal Petaka
Setelah bekerja selama 7 bulan, di awal November 2024, Chika mendapat kabar duka: nenek tercintanya meninggal dunia. Ia segera mengajukan cuti dan pulang ke Palopo menggunakan jasa travel langganan yang biasa dipesan lewat pamannya.
Perjalanan ke Palopo berjalan lancar. Chika sempat ikut dalam pemakaman sang nenek dengan penuh khidmat. Beberapa hari kemudian, tepatnya 11 November 2024, ia bersiap kembali ke Morowali. Malam itu, mobil travel Toyota Avanza hitam menjemputnya. Chika membawa dua barang: satu karung beras dan sebuah tas.
Sopir travel malam itu adalah Akmal, nama panggilan dari Andi Gugun. Yang tak diketahui Chika dan keluarganya, Akmal ini adalah mantan narapidana kasus pencurian dan kekerasan, dan baru bekerja sebagai sopir travel kurang dari setahun.
Rencana Jahat Sang Sopir
Sekitar pukul 00.30 malam, perjalanan dimulai. Di tengah jalan, Akmal mulai berpikiran jahat saat melihat Chika tertidur di kursi belakang. Saat mereka sampai di daerah Taringge, Akmal tiba-tiba berhenti di depan rumah pamannya dan meminjam mobil Calya putih dengan alasan pribadi.
Tanpa curiga, pamannya meminjamkan mobil. Akmal lalu memindahkan Chika yang masih setengah sadar ke mobil Calya, bersamaan dengan barang bawaannya. Sementara penumpang lain tetap melanjutkan perjalanan dengan sopir cadangan.
Kini hanya Chika dan Akmal di mobil baru itu.
Beberapa saat kemudian, saat Chika terbangun, ia mulai merasa curiga karena hanya dia satu-satunya penumpang. Namun, ia tetap berusaha berpikir positif dan mencoba tidur lagi.
Namun, hal mengerikan terjadi. Akmal tiba-tiba membangunkan Chika dan menawarinya uang Rp200 ribu dengan maksud tak senonoh. Chika tentu menolak dengan tegas.
Tak terima ditolak, Akmal menghentikan mobil di wilayah Gunung Kayu Langi sekitar pukul 2 pagi. Ia lalu menyeret Chika ke kursi belakang dan melakukan tindakan kekerasan seksual secara paksa. Setelah itu, ketika Chika mengancam akan melaporkannya, Akmal dengan kejam membunuhnya di dalam mobil.
Ia lalu merampas iPhone 7 milik Chika, mengambil anting dan kalung emas, lalu membuang jenazah Chika ke jurang di pinggir jalan.
Setelah itu, ia kembali ke rumah pamannya untuk mengembalikan mobil, dan menitipkan beras dan tas Chika dengan alasan barang penumpang yang tertinggal. Akmal lalu melarikan diri ke Kalimantan melalui Pelabuhan Parepare dan tiba di Balikpapan, di mana ia menggadaikan HP Chika seharga Rp500 ribu. Ia kemudian bersembunyi di Muara Badak, Kutai Kartanegara.
Pencarian dan Penemuan yang Mengguncang
Pagi harinya, keluarga Chika di Palopo mulai khawatir karena Chika belum juga menghubungi mereka. Biasanya, ia selalu memberi kabar begitu sampai. Namun kali ini, nomor HP-nya tidak aktif. Setelah mengecek ke kosan melalui temannya di Morowali, ternyata motor Chika masih terparkir dan kamarnya terkunci. Barang-barangnya juga tak ada.
Keluarga makin cemas. Mereka kembali menghubungi Akmal, tapi nomor Akmal juga tidak aktif. Bahkan pihak travel pun tidak tahu keberadaan sopir mereka.
Kecurigaan pun mulai tumbuh.
Hingga akhirnya, tanggal 13 November 2024 dini hari, tubuh wanita ditemukan di jurang wilayah Mangkutana oleh para pekerja proyek jalan. Mayat tersebut segera dievakuasi ke RSUD I Lagaligo di Luwu Timur.
Ciri-ciri korban cocok dengan Chika: kulit putih, rambut pirang lurus, tinggi 162 cm, mengenakan kaos dan celana hitam. Tak lama, pihak kepolisian mengonfirmasi bahwa jasad itu memang Jessica Solu alias Chika.
Keluarga yang selama ini cemas langsung syok dan histeris.
Pengejaran dan Penangkapan Pelaku
Polisi yang mencurigai ada unsur kriminal langsung melacak keberadaan HP Chika, dan ditemukan berada di Kalimantan Timur. Lokasi sinyal mengarah ke Pasar Pandansari di Balikpapan. Pedagang di sana mengaku membeli HP tersebut dari seseorang bernama Akmal.
Berdasarkan informasi ini, polisi melacak keberadaan Akmal dan berhasil menangkapnya di kontrakannya di Desa Badak Baru, Muara Badak.
Akmal akhirnya mengakui seluruh perbuatannya, dari pelecehan, pembunuhan, hingga perampokan. Ia mengatakan perbuatannya terjadi karena "tergoda" saat melihat Chika tertidur.
Kini, ia terancam hukuman maksimal: penjara seumur hidup, bahkan bisa dihukum mati, apalagi mengingat ia adalah residivis kambuhan.
Penutup
Kisah Chika adalah kisah yang menyedihkan—tentang seorang perempuan muda penuh prestasi dan masa depan cerah yang direnggut secara keji oleh orang yang tak pantas mendapat kepercayaan.
Semoga keadilan benar-benar ditegakkan. Dan semoga kisah ini jadi pengingat bagi kita semua: bahwa pentingnya keamanan dalam perjalanan bukan sekadar fasilitas, tapi soal nyawa.
Posting Komentar untuk "Kisah Jessica Solu: Anak Berprestasi Korban Kejahatan Supir Travel"