Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Perjuangan Seorang Ayah Yang Buta Abjad Mengorganisir Bpjs Untuk Anaknya

Perjuangan Seorang Ayah yang Buta Huruf mengelola BPJS Untuk Anaknya

Laporan Wartawan Tribun Medan / Fatah Baginda Gorby Siregar

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN – Sari Budi Mendrofa (60), terlihat duduk menanti panggilan. Ia sedang mengelola surat biodata anaknya di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, Rabu (12/4/2017).

Surat itu diperlukan untuk mengelola BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) anaknya, yang sudah tiga hari terbaring di Rumah Sakit.

Usman mengaku ia gres kali ini ia mengelola BPJS. Anaknya dirawat alasannya penyakit paru-paru parah, muntah darah dan keluar darah dari hidungnya. Sebagai orang yang tidak bekerja, usman kesusahan mencari dana guna ongkos perobatan anaknya.

Baca: Kinara Korban Kekejian Andi Lala Dioperasi Keluarkan Cairan di Kepala, Begini Kondisinya

Baca: Sehari-hari Gunakan Transportasi Online, Ini Cerita Sang Wakil Rakyat Sebagai Konsumen Gojek

Ia diminta Pihak Rumah sakit untuk pergi ke Dinas Sosial untuk meminta surat rekomendasi. Setelah dari dinas sosial, surat nasehat kemudian dibawa ke BPJS, kemudian dari sana ia diminta kartu identitas anaknya. Kemudian di sana ia mengeluhkan pelayanan yang sungguh berbelit-belit.

“Aku ini buta huruf, jadi maunya mereka mengajariku dengan jelas”, terang lelaki berambut putih itu. Ia mengaku dikala di kantor BPJS, ia didampingi keponakanya. Namun tetap saja ia mengeluhkan proses yang berbelit-belit.

Anaknya bungsunya, Usman Putra Mendrofa (16) belum mempunyai KTP. Pihak kecamatan Budi diminta surat pemberitahuan biodata anaknya dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil. Ia kemudian dibekali suatu surat dengan stempel kecamatan.

Hari ini, ia mengunjungi kantor itu pukul 10.00 WIB. Ia sudah menanti nyaris dua jam dan disuruh kembali lagi pukul 14.00 WIB.

Padahal, pihak rumah sakit sudah memberi rentang waktu kepadanya hingga hari ini.

“Kalau kami belum dapat mengurusnya hingga jam empat nanti, saya harus mengeluarkan duit semua dananya. Mau pakai apa saya bayar?, ujar Budi.

Ia mengeluhkan proses pengurusan surat-surat anaknya yang begitu lama. Menurutnya, penyakit anaknya yang condong parah, memerlukan ongkos mahal. Sementara ia tidak mempunyai penghasilan tetap, dan istrinya melakukan pekerjaan selaku buruh basuh piring di rumah makan.

Ia berharap dapat segera mengelola anaknya. Lalu, ia berkomentar “Padahal Pak Jokowi sudah bilang biar pelayanan dipercepat, namun kami disini menanti lama.”

(cr7/tribun-medan.com)


Sumber darihttps://medan.tribunnews.com/2017/04/12/perjuangan-seorang-ayah-yang-buta-huruf-mengurus-bpjs-untuk-anaknya?page=all

Posting Komentar untuk "Perjuangan Seorang Ayah Yang Buta Abjad Mengorganisir Bpjs Untuk Anaknya"