Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Paradigma kita bisa keliru…

Sewaktu saya menunggu di stasiun kereta, saya masih punya banyak waktu menunggu. Setelah membeli secangkir kopi dan sekantong kue kering, saya menuju sebuah meja kosong. Saya sedang membaca surat kabar ketika sadar ada seseorang yg merogoh kantong kertas di meja saya. Dari balik surat kabar, saya terkejut melihat seorang pemuda berpakaian rapih sedang mengambil kue saya. 

Karena tidak mau membuat keributan, saya hanya mengambil kue saya saja tanpa berkata apa-apa. Satu menit berlalu. Terdengar lagi suara keresek. Pemuda itu sedang mengambil kue saya lagi.
Ketika kuenya tinggal satu, saya jadi marah tetapi tidak berani apa-apa. Lalu, pemuda itu membelah kuenya, menyodorkan separuh kepada saya, dia makan sisanya, lalu pergi.

Beberapa waktu kemudian, kereta datang, saya masih kesal. Dan.......bayangkan rasa malu saya saat saya buka tas saya dan menemukan kantong kue saya sendiri. Jadi, sedari tadi itu, yang saya makan adalah kuenya pemuda itu.

Bayangkan perasaan saya terhadap pemuda yg berpakaian rapih itu sebelum kenyataannya terungkap, "Dasar tidak tahu malu"

Dan perasaan saya setelah kenyataannya terungkap, "Duh, malu-maluin deh! Baik amat dia itu membagi kuenya yg terakhir!"

Paradigma kita sering kali tidak lengkap, tidak tepat, atau benar-benar keliru. Oleh karenanya, janganlah kita cepat-cepat menilai orang, mencap orang, atau membentuk pandangan yg kaku tentang orang lain, tentang diri sendiri. Dari sudut pandang kita yg terbatas, kita jarang melihat gambaran keseluruhannya, atau punya semua faktanya. Hendaknya kita buka pikiran dan hati kita terhadap informasi, gagasan, dan pandangan baru, dan bersedia mengubah paradigma kita kalau jelas-jelas keliru.

Kalau kita mau membuat perubahan besar dalam hidup kita, kuncinya adalah mengubah paradigma kita, atau kacamata yang kita pakai untuk melihat dunia. Gantilah lensanya, maka segalanyapun akan berubah.


Konsistensi yang bodoh adalah hantu dalam pikiran sempit...........

Penulis: Indri Agape

Posting Komentar untuk "Paradigma kita bisa keliru…"