Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Keutamaan Seorang Ayah  

Oleh Dr. Teuku Zulkhari, MA, Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN A-Raniry, Ayah dari Empat  Putra dan Dua Putri

Kaum pria bila diizinkan Allah Swt pasti akan menjadi seorang ayah. Dan kemudian akan menghadapi hari-hari yang terkadang tidak mudah, lantaran selain mesti menyanggupi keperluan nafkah bagi anak dan istri di satu sisi, juga beratnya pertanggungjawaban di darul abadi kelak di segi lainnya. Para ayah akan ditanyai ihwal tanggung jawabnya dalam mendidik belum dewasa dan istrinya. Dosa-dosa anak dan istri akan ikut ditanggung sang ayah bila ia gagal menjalankan kewajibannya selaku ayah, selaku pemimpin dalam keluarganya.

Apalagi, kita para ayah yang hidup di selesai zaman. Mendidik belum dewasa betul-betul pekerjaan berat, lantaran banyaknya imbas buruk dari luar yang mengincar keluarga kita, belum dewasa kita, baik yang tiba dari lingkungan maupun dari perkembangan teknologi.

Dalam konteks ini, Islam betul-betul mengetahui usaha sang ayah untuk menafkahi keluarganya dan mendidik anak-anaknya. Maka Islam prospektif syurga bagi parah ayah yang menafkahi dan mendidik anak-anaknya. Sebab, pendidikan terbaik dari sang ayah akan lahirlah generasi terbaik yang dicita-citakan Islam. Quran menceritakan kisah Lukmanul Hakim yang mendidik anak-anaknya, menerangkan bahwa Islam sungguh menitikberatkan kiprah dan tanggung jawab ayah dalam mendidik anak-anaknya dan menyanggupi kebutuhannya.

Jadi, Islam bukan cuma menyediakan klarifikasi bahwa seorang ibu yakni "madrasah yang pertama" bagi anaknya. Tapi juga menyediakan klarifikasi ihwal kiprah ayah dalam mendidik anak-anaknya serta kelebihan para ayah.

Oleh lantaran itu, Islam menyediakan motivasi terhadap para ayah. Agar letih dan letih dalam mendidik anak dan menafkahi keluarganya sanggup dijalani dengan sarat pengharapan dan semangat. Sungguh, para ayah yang mendidik anak-anaknya sungguh mulia di hadapan Allah Swt. Bahwa menjadi seorang ayah memiliki potensi menjangkau syurga. Menjadi seorang ayah juga sanggup meniadakan dosa-dosa kita.

Maka sebuah di saat Rasulullah Saw menjanjikan, "Sesunggguhnya di antara dosa-dosa itu ada yang tidak sanggup terhapus dengan puasa dan shalat. Para sobat bertanya, apakah yang sanggup menghapusnya wahai Rasulullah? Beliau menjawab: "Bersusah payah mencari nafkah". Hadis ini menerangkan bahwa seorang ayah yang mencari nafkah untuk keluarganya akan menjadi fasilitas pengampunan atas dosa-dosannya.

Sungguh Islam ini yakni agama yang indah. Menunjukkan bahwa Allah Swt yakni zat Yang Maha Pengasih dan Maha Penayang. Benar-benar bahwa pintu keampunan Allah Swt itu yakni seluas langit dan bumi.

Bayangkan, bahwa terlalu banyak para ayah muslim yang mendidik anak-anaknya dan bersusah payah menyanggupi keperluan nafkah keluarga. Maka insya Allah kerja mereka mencari nafkah ini akan menjadi fasilitas pengampunan baginya.

Itu betul-betul motivasi utama dari Rasulullah Saw untuk para ayah. Agar para ayah selalu bergairah mencari nafkah yang halal, lantaran dengan jalan itu maka dosa-dosanya akan diampuni Allah Swt, sehingga pintu syurga akan terbuka baginya.

Rasulullah Saw juga mempertegas kabar bangga ihwal keampunan dosa bagi para ayah. Dalam sebuah hadis dia bersabda: "Barangsiapa pada waktu malam hari mencicipi capek dari upaya jerih payah tangannya (mencari nafkah) di siang hari, maka pada malam itu ia akan diampuni oleh Allah Swt".

Maka siapa para ayah yang tidak letih di malam hari sehabis bersusah payah dari pagi hingga sore? Tentu para ayah semua mencicipi capek ini. Maka di saat kita mencicipi capek ini, marilah kita mengingat komitmen Rasulullah Saw, bahwa letih ini, bahwa setiap tetes keringat kita mencari nafkah untuk keluarga pasti akan meniadakan dosa-dosa kita, insya Allah.

Di hadis lain Rasulullah Saw kembali menyediakan motivasi terhadap kita, bahwa: "Tidaklah seorang muslim yang memiliki dua anak perempuan, kemudian ia memperlakukan keduanya dengan baik, melainkan kedua (anak perempuan)nya akan memasukkannya ke dalam syurga". Kaprikornus seandainya para ayah memiliki dua anak perempuan, maka jalan menuju syurga kian dekat.

Tapi itu tadi, dengan syarat ia memperlakukan kedua anak wanita dengan cara bagaimana Islam mengharapkannya. Islam mengajarkan bahwa seorang ayah mesti mendidik anak-anaknya, menjaganya biar tidak terjerumus dalam limbah dosa dan maksiat. Karena bila seorang ayah tidak mau mempertahankan anak perempuannya seumpama membuka aurat, pacaran dan sebagainya, maka anaknya yang bila berbuat dosa ini akan ikut menyeret orang renta ke dalam neraka.

Oleh lantaran itu, Islam menekankan biar para orang tua, khususnya para ayah betul-betul mengayomi anak-anaknya, terlebih anak perempuan. Para ayah mesti sungguh-sungguh sanggup menjadi lelaki ideal di hadapan anak-anaknya, yakni lelaki contoh yang selalu bersahabat terhadap Allah Swt dan melakukan kewajiban-kewajibannya selaku sang ayah untuk membina dan mendidik anak-anaknya dengan sarat kasih sayang.

Apa yang mesti dijalankan seorang ayah dalam mendidik anak-anaknya? Dalam kisah Lukmanul Hakim, setidaknya sosok ayah contoh yang diabadikan Quran ini menyediakan 10 pesan yang tersirat utama bagi anak-anaknya. Lukmanul Hakim menasihati anaknya untuk bersyukurlah terhadap Allah Swt. Janganlah menyekutukan Allah Swt dengan sesuatu apapun. Berbuat oke terhadap ibu dan ayahmu. Lakukanlah kebaikan sekecil adapun. Dirikanlah shalat. Ajaklah orang lain terhadap kebaikan dan cegahlah kemungkaran. Sabarlah di saat ditimpa musibah. Janganlah angkuh dan angkuh. Sederhanalah dalam hidupmu dan lembutkanlah suaramu (saat berbicara).

Pendidikan seumpama inilah yang hendaknya ditanamkan para ayah terhadap anak-anaknya. Dewasa ini, pendidikan keluarga muslim tidak jarang bermasalah. Para ayah kadangkala melewatkan kewajibannya mendidik dan mengendalikan anak-anaknya. Bahkan tidak jarang ada ayah muslim yang menganiaya anak-anaknya. Tidak jarang ada ayah muslim yang melewatkan tanggung jawabnya mengendalikan anak-anaknya. Anak-anaknya pergi ke sekolah, kuliah dan seterusnnya yang di sana pergaulan mereka lepas kendali sehingga banyak anak muslim yang terjerumus pergaulan bebas, narkoba, dan kerusakan lainnya.

Maka sepatutnya bagi para ayah mengetahui klarifikasi seumpama ini dan memicu konsentrasi utamanya. Kita berharap bahwa belum dewasa kita sanggup mengirimkan kita ke syurga. Maka tidak ada jalan lain, kecuali mendidik mereka di jalan Islam. Rasulullah Saw juga memberi kabar: "Barangsiapa memiliki tiga anak wanita yang ia lindungi, ia cukupi dan sayangi, tentu ia akan masuk syurga. Dan juga dua orang wahai Rasulullah? Beliau menjawab, "dan juga dua orang".

Kenapa anak wanita yang disebutkan Rasulullah Saw? Karena anak wanita yakni belum dewasa yang secara fisik mereka lebih lemah dari anak laki-laki. Maka mereka mesti mendapat perhatian yang cukup berupa sumbangan dan kasih sayang. Lebih dari itu, di permulaan kerasulannya Rasulullah Saw menghadapi penduduk Arab Jahiliyah yang tidak senang anak perempuan. Anak wanita dianggap selaku malu bagi keluarga sehingga menguburkan anak perempuannya hidup-hidup.

Maka kemunculan Islam yang dibawa Rasulullah Saw melawan semua praktik kotor penduduk jahiliyah ini. Islam yang dibawa Rasulullah Saw mengangkat derajat belum dewasa muslimah di satu sisi, serta prospektif syurga bagi para ayah yang mendidik mereka di segi lainnya. Semoga kita semua menjadi para ayah yang dijanjikan syurga oleh Rasulullah Saw. Amiin ya Rabb. Wallahu a'lam bishshawab.


Sumber darihttps://aceh.tribunnews.com/2020/05/08/keutamaan-seorang-ayah?page=all

Posting Komentar untuk "Keutamaan Seorang Ayah  "