Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Empat Pahlawan ini Namanya Nyaris Terlupakan

Empat Pahlawan yang Namanya Hampir Terlupakan

Dari tahun ke tahun, peringatan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) senantiasa dirayakan dengan semarak dan gegap gempita. Berbagai perlombaan pun digelar untuk mengenang insiden terpenting dalam sejarah Bangsa Indonesia itu.

Namun dibalik segala kemeriahannya, kemerdekaan Indonesia dicapai dengan cucuran darah para pahlawan. Lebih mirisnya, beberapa satria terlalaikan dan karam oleh laju pembangunan.

Jangankan dijadikan nama jalan, beberapa di antara satria itu bahkan menjadi pengemis alasannya sudah tak bisa melakukan pekerjaan di hari tua.

Berikut sejumlah satria yang terlalaikan itu.

1. Anwar, Komandan Kompi 3 Sumatera Bagian Selatan

Beberapa tahun lalu, foto Anwar di saat sedang mengemis di suatu tempat di Padang, Sumatera Barat, dijadikan meme yang selsai olokan oleh sejumlah netizen.

Namun setelah ditelusuri, ternyata dia ikut berperang melawan Belanda dari tempat ke tempat pada tahun 1940-an.

Bahkan dia juga sempat diandalkan menjadi Komandan Kompi 3 Sumatera Bagian Selatan. Pada tahun 1946, dia ditangkap Belanda di Payakumbuh, kemudian dibui selama empat tahun.

Di sana, Anwar disiksa setiap hari, bahkan diminta minum air putih yang sudah diaduk kencing orang Belanda. Tidak cuma itu, luka bekas timah panas di kaki kanannya, juga menjadi saksi bisu kerasnya usaha di saat itu.

Namun, laki-laki yang berusia 94 tahun pada 2008 itu terpaksa menjadi pengemis di masa-masa final hidupnya. Itu dijalankan alasannya Anwar sudah tak bisa melakukan pekerjaan dan hidup sebatang kara.

Istrinya meninggal bareng dengan janin yang dikandungnya pada tahun 1960, alasannya kelemahan gizi. Sejak kepergian mereka, Anwar seolah kehilangan semangat hidup.

Di masa tuanya, Anwar masih mesti menahan lapar di saat belum ada orang yang memberinya. Ia bahkan sempat didapatkan pingsan, alasannya belum makan dalam waktu cukup lama.

Selembar kertas berisi keterangan bahwa dia ikut berjuang untuk negara, yang semestinya sanggup membantu hidupnya hilang. Itu alasannya Anwar senantiasa berpindah-pindah.

Pahlawan terlalaikan itu hasilnya menghembuskan nafas terakhir pada tahun 2011.

2. Djuwari, pemikul tandu Jenderal Soedirman

Sebagian orang pasti saja sudah tahu jikalau Jenderal Soedirman berjuang bergerilya dengan ditandu. Namun pernahkah terpikir, siapa sosok-sosok berjasa yang menenteng tandu itu?

Salah satunya merupakan Djuwari, seorang laki-laki yang tinggal di Dusun Goliman, Desa Barakan, Kecamatan Banyakan, Kediri, tepatnya di kaki Gunung Wilis. Kala berjuang, dia bergantian dengan tujuh orang temannya, alasannya medan yang ditempuh cukup berat dan berbukit-bukit.

Djuwari menenteng tandu Soedirman hingga Bajulan, Nganjuk.

Cukup usang setelah itu, cucu Soedirman sempat ada yang tiba memberi bantuan. Lalu semasa Presiden Soeharto, dia juga berulang kali menemukan pinjaman beras.

Namun setelah presiden berganti, tak ada lagi yang memberinya bantuan. Padahal, Djuwari hidup tak jauh dari garis kemiskinan.

3. Frans Mendur

Foto hitam putih Presiden Soekarno di saat membacakan teks Proklamasi sudah begitu akrab. Namun tahukah Anda, siapa yang mendokumentasikannya?

Ternyata sosok sungguh berjasa itu merupakan fotografer Frans Mendur. Ia sukses mendokumentasikan insiden bersejarah itu bareng abang kandungnya, Alex Mendur.

Tentara Jepang sempat menggeledah tetapi untungnya, dia menyembunyikan negatif film di bawah pohon halaman kantor harian Asia Raya.

4. Syahrudin

Ia merupakan seorang telegraphis pada kantor gunjingan Jepang pada tahun 1945. Setelah Proklamasi dikumandangkan, secara sembunyi-sembunyi dia berbagi gunjingan kemerdekaan Indonesia ke seluruh dunia.

Ia melakukannya pada 17 Agustus 1945 pukul 4 sore, di saat prajurit Jepang sedang beristirahat. (*)

Sumber darihttps://jogja.tribunnews.com/2016/08/17/empat-pahlawan-yang-namanya-hampir-terlupakan?page=all

Posting Komentar untuk "Empat Pahlawan ini Namanya Nyaris Terlupakan"